EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM JOURNAL
Jurnal yang diambil adalah Revitalising Executive Information Systems Design and Development. Jurnal ini membahas studi tentang Executive Information System (EIS) dan area-area yang terkait. Diketahui bahwa studi EIS konvensional memberikan kontribusi yang sangat kecil bagi kesuksesan pengembangan dan implementasi EIS. Oleh karena itu, dibutuhkan revitalisasi desain EIS dan pengembangannya. Oleh karena itu, jurnal ini menunjukkan juga kepada kita implikasi dari ketidakpastian executive information dan aktivitas executives’ information processing. Implikasi tersebut membuat penulis menyarankan model desain three-levels agent-berdasarkan EIS untuk mendukung aktivitas executive information processing.
Secara konvensional, desain EIS berfokus pada aplikasi yang mendukung kegiatan perkantoran, proses perencanaan, dan kontrol, dan kapabilitas peningkatan analitik dan modelling (Rockart & De Long 1988). Kunci sukses dari desain EIS Konvensional adalah kebanyakan karena pengemasan automatisasi perkantoran stndard dan fasilitas pelaporan managemen pada KPI (Key Performance Indicator ) dan CSF (Critical Success Factors) dari perusahaan tersebut (Rockart & Treacy 1982).
Alasan Dibutuhkannya Revitalisasi Desain EIS dan Pengembangannya:
Monitoring informasi tentang pesaing tidak bisa diterjemahkan secara otomatis. Informasi bisa mudah menjadi ketinggalan jaman pada EIS konvensional karena keterbatasan dan kestatisan data presentasi.
EIS Konvensional juga tidak cukup fleksibel untuk mengadaptasi dan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada kebutuhan informasi (Young and Watson, 1995; Bajwa, et al., 1998; Salmeron, 2002).
Biaya yang tinggi dalam pengembangan dan pemeliharaan EIS dan konsumsi jangka panjang selama proses pengembangan dan pelatihan (Bussen and Myres, 1997) merupakan faktor kegagalan lainnya.
Dari penemuan-penemuan dan diskusi tadi, desain Agent-Based EIS Model untuk mendukung aktivitas pemrosesan informasi eksekutif diajukan. Model ini menyediakan pola pikir untuk mendukung aktivitas pemrosesan informasi eksekutif dalam model tiga level berdasrkan pilihan eksekutif dan persepsinya, Level 1 adalah fungsi “usability” merupakan kebutuhan kritis dan yang paling dibutuhkan cepat tersedia dalam pengembangan agent-based EIS, diikuti Level 2 fungsi “adaptability”, dan yang terakhir Level 3 fungsi “Intelligence”.
Usability menuju pada sistem yang bisa digunakan oleh pengguna yang spesifik untuk mencapai tujuan yang spesifik dengan keefektifan, efisiensi, dan kepuasan dalam penggunaannya yang spesifik pula (based on ISO 9241-11).
Adaptability menuju pada sistem yang bisa pas pada spesifikasi dan konteks yang benar pada informasi dan pekerjaan, dengan kemampuan untuk memperkuat respon darik sistem untuk meniru informasi eksekutif yang tidak pasti.
Intelligence menuju pada sistem yang bisa melakukan aktivitas yang ditentukan sendiri yang menampilkan tugas yang spesifik dari eksekutif, dengan tidak ada interaksi eksekutif atau sangat kecil. Dengan kepentingan yang mendesak akan teknologi agent (Sycara et al.1996; Jennings & Wooldridge 1998; Klusch 2001), software agent atau informasi agent sangat potensial untuk membangun agent-based EIS.
Adaptability menuju pada sistem yang bisa pas pada spesifikasi dan konteks yang benar pada informasi dan pekerjaan, dengan kemampuan untuk memperkuat respon darik sistem untuk meniru informasi eksekutif yang tidak pasti.
Intelligence menuju pada sistem yang bisa melakukan aktivitas yang ditentukan sendiri yang menampilkan tugas yang spesifik dari eksekutif, dengan tidak ada interaksi eksekutif atau sangat kecil. Dengan kepentingan yang mendesak akan teknologi agent (Sycara et al.1996; Jennings & Wooldridge 1998; Klusch 2001), software agent atau informasi agent sangat potensial untuk membangun agent-based EIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar