Selasa, 02 Desember 2008

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

Customer Relationship Management (CRM) dibangun berdasarkan filosofi pemasaran yang saling berhubungan yang bertujuan untuk menciptakan, membangun, dan meningkatkan hubungan dengan secara berhati-hati melakukan targeting pelanggan untuk meningkatkan nilai pelanggan, keuntungan perusahaan, dan nilai dari para pemegang saham perusahaan tersebut (Frow dan Payne, 2004). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman pelanggan tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan perusahaan, yang diharapkan, kan berubah menjadi lebih memuaskan, yang mungkin akan membentuk keloyalan, dan terakhir akan meningkatkan keuntungan. (Chou et al, 2002).

Keuntungan CRM menurut Swift (2001):
—Biaya lebih rendah dalam mendapat pelanggan
—Tidak membutuhkan banyak pelanggan untuk mempertahankan volume bisnis
—Mengurangi biaya penjualan
—Profitabilitas pelanggan yang lebih tinggi
—Meningkatkan loyalitas dan kesetiaan pelanggan
—Evaluasi dari profitabilitas pelanggan
Implementasi CRM di perusahaan Landsforsakringer
Landforsakringer merupakan perusahaan bank lokal dan dimiliki pelanggan di Swedia. Penerapan CRM di perusahaan ini dimulai beberapa tahun lalu sebagai ide independen dan berorientasi aktivitas untuk menyediakan pengertian yang lebih baik tentang pelanggan tetapi tidak sampai tahun 2000 sewaktu proses ini diganti sebagai CRM. Pada waktu itu, mereka mempunyai sistem yang terpisah dan proses berjalan yang tidak efisien dalam menyediakan pengenalan yang baik akan pelanggan. Sejak tahun 2000 mereka memulai operasi dengan sistem data CRM yang baru yang didesain oleh Siebel (perusahaan Amerika) dan mengadaptasi itu ke lingkungan lokal.

Keuntungan yang didapat perusahaan:
1.Perusahaan menjadi terlihat lebih profesional
2.Mereka menjadi mengetahui secara presisi keinginan dan hasrat dari pelanggan
3.Mereka menjadi mampu meningkatkan penjualan merekadengan secara personal menawarkan produk ke pelanggan
4.Mereka bisa mengkategorikan pelanggan berdasarkan profitabilitas dan potensial perkembangan.
5.Mereka mampu mengontrol, dan memfollow-up aktivitas pelanggan di institusi sama baiknya dengan pergerakan pelanggan.
6.Biaya lebih rendah untuk klaim
7.Biaya lebih rendah untuk mendapatkan pelanggan
8.Durasi dapat ditingkatkan.
9.Hubungan pelanggan lebih profesional dan efisien yang direfleksikan oleh kepuasan pelanggan.
10.Kemampuan melacak sejarah pelanggan.
11.Pelanggan lebih menguntungkan
12.Hasil ekonomis dari perusahaan meningkat
13.Peningkatan penjualan antar bagian perusahaan.
EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM JOURNAL
Jurnal yang diambil adalah Revitalising Executive Information Systems Design and Development. Jurnal ini membahas studi tentang Executive Information System (EIS) dan area-area yang terkait. Diketahui bahwa studi EIS konvensional memberikan kontribusi yang sangat kecil bagi kesuksesan pengembangan dan implementasi EIS. Oleh karena itu, dibutuhkan revitalisasi desain EIS dan pengembangannya. Oleh karena itu, jurnal ini menunjukkan juga kepada kita implikasi dari ketidakpastian executive information dan aktivitas executives’ information processing. Implikasi tersebut membuat penulis menyarankan model desain three-levels agent-berdasarkan EIS untuk mendukung aktivitas executive information processing.

Secara konvensional, desain EIS berfokus pada aplikasi yang mendukung kegiatan perkantoran, proses perencanaan, dan kontrol, dan kapabilitas peningkatan analitik dan modelling (Rockart & De Long 1988). Kunci sukses dari desain EIS Konvensional adalah kebanyakan karena pengemasan automatisasi perkantoran stndard dan fasilitas pelaporan managemen pada KPI (Key Performance Indicator ) dan CSF (Critical Success Factors) dari perusahaan tersebut (Rockart & Treacy 1982).
Alasan Dibutuhkannya Revitalisasi Desain EIS dan Pengembangannya:

žMonitoring informasi tentang pesaing tidak bisa diterjemahkan secara otomatis. Informasi bisa mudah menjadi ketinggalan jaman pada EIS konvensional karena keterbatasan dan kestatisan data presentasi.
žEIS Konvensional juga tidak cukup fleksibel untuk mengadaptasi dan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada kebutuhan informasi (Young and Watson, 1995; Bajwa, et al., 1998; Salmeron, 2002).
žBiaya yang tinggi dalam pengembangan dan pemeliharaan EIS dan konsumsi jangka panjang selama proses pengembangan dan pelatihan (Bussen and Myres, 1997) merupakan faktor kegagalan lainnya.

Dari penemuan-penemuan dan diskusi tadi, desain Agent-Based EIS Model untuk mendukung aktivitas pemrosesan informasi eksekutif diajukan. Model ini menyediakan pola pikir untuk mendukung aktivitas pemrosesan informasi eksekutif dalam model tiga level berdasrkan pilihan eksekutif dan persepsinya, Level 1 adalah fungsi “usability” merupakan kebutuhan kritis dan yang paling dibutuhkan cepat tersedia dalam pengembangan agent-based EIS, diikuti Level 2 fungsi “adaptability”, dan yang terakhir Level 3 fungsi “Intelligence”.
žUsability menuju pada sistem yang bisa digunakan oleh pengguna yang spesifik untuk mencapai tujuan yang spesifik dengan keefektifan, efisiensi, dan kepuasan dalam penggunaannya yang spesifik pula (based on ISO 9241-11).
žAdaptability menuju pada sistem yang bisa pas pada spesifikasi dan konteks yang benar pada informasi dan pekerjaan, dengan kemampuan untuk memperkuat respon darik sistem untuk meniru informasi eksekutif yang tidak pasti.
žIntelligence menuju pada sistem yang bisa melakukan aktivitas yang ditentukan sendiri yang menampilkan tugas yang spesifik dari eksekutif, dengan tidak ada interaksi eksekutif atau sangat kecil. Dengan kepentingan yang mendesak akan teknologi agent (Sycara et al.1996; Jennings & Wooldridge 1998; Klusch 2001), software agent atau informasi agent sangat potensial untuk membangun agent-based EIS.
BARCODE

Barcode adalah garis linier batang yang menyimpan identitas suatu produk. Merupakan metode identifikasi otomatis dan pengumpulan data.

Cara membaca sebuah barcode:
1.Tiga digit pertama mewakili Negara dimana barcode dikeluarkan: 899 berarti Indonesia
2.Keempat digit kode berikutnya adalah untuk perusahaan pengguna (manufactur number): 2982 berarti PT. Ades Waters Indonesia, Tbk.
3.Susunan lima digit berikutnya mewakili kode produk dan dialokasikan oleh perusahaan untuk produk-produk unik: 20150 berarti produk Nestle Pure Life Netto 1500 ml.
4.Untuk melengkapi kode EAN 13 (13 digit), sebuah CHECK DIGIT tercantum pada angka terakhir sesudah 12 digit terpasang: 1 berarti check digit produk ini.

Senin, 06 Oktober 2008

SYSTEM ANALYST

"Systems analysis adalah studi tentang sistem bisnis secara lengkap, atau bagian-bagian dari sistem-sistem bisnis dan aplikasi dari informasi yang didapat dari studi tersebut untuk disain, dokumentasi, dan implementasi dari sistem-sistem yang diperbaiki dan/atau sistem-sistem baru.

System Analyst adalah orang yang menyajikan system analysis ini, mendesain, dan mengimplementasikan aktivitas ini.

Kegunaan system analyst di perusahaan:
1. Mendefinisikan dan menganalisis masalah-masalah yang ada di dalam perusahaan.
2. Mengorganisasikan masalah-masalah tersebut untuk studi atau diteliti.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4. Menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk menyelesaikan masalah.
5. Mengembangkan dan menuji alternatif solusi-solusi untuk menyelesaikan masalah.
6. Memilih solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah.
7. Mendesain pengujian program.
8. Melatih para pekerja atau para karyawan.
9. Cut-over menuju sistem baru.
10. Meningkatkan kinerja sistem di dalam perusahaan.

Yang terjadi pada perusahaan jika memiliki system analyst yang hebat:
1. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan akan cepat terdeteksi oleh system analyst dan dengan cepat pula dapat diselesaikan dengan solusi terbaik yang didapat dari pengolahan data-data mengenai masalah tersebut.
2. Kinerja para karyawan atau pekerja di perusahaan akan semakin baik karena selalu dilatih oleh system analyst dengan training-training yang memang diperlukan untuk meningkatkan kinerja para karyawan atau pekerja.
3. Sistem yang diterapkan di perusahaan akan meningkat keefektifan dan keefisienannya karena selalu dipantau dan ditingkatkan kinerjanya oleh system analyst.

Selasa, 23 September 2008

IMPLEMENTASI ELECTRONIC DATA INTERCHANGE (EDI) DI PERUSAHAAN INTERNASIONAL

Teknologi Web EDI berdasarkan pada standar AS2, suatu HTTP-based protocol yang diterima secara internasional yang digunakan untuk mengirim data yang real-time dalam berbagai format secara aman melalui internet. Hal ini menjanjikan dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan dari komunikasi tradisional EDI.

Rantai supermarket Asda telah memulai meroling-out web menggunakan teknologi data interchange (EDI) ke 650 suplier. Para petinggi Asda percaya teknologi ini akan memberikan pengaruh pada retail dan industri manufaktur.
Pemimpin perusahaan sedang mencari alternatif-alternatif untuk dial-up EDI untuk reaksi suplier yang cepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Hal ini diutarakan oleh Andy Haywood, direktur IT di Asda. AS2 memenuhi kebutuhan splier dan kebutuhan perusahaan, membawa keuntungan termasuk mempercepat transfer data dan lebih aman dalam mentransfer data.
KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT ASDA DARI IMPLEMENTASI EDI:
¨Mempercepat perputaran penggantian stok barang
¨Memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan volume data dengan tanpa biaya ekstra
¨Meningkatkan pencarian data yang ada didalam maupun diluar perusahaan.

IMPLEMENTASI E-COMMERCE PADA PERUSAHAAN INTERNASIONAL

Wigand (1997) mendefinisikan E-commerce sebagai berikut: “aplikasi penghubung informasi dan teknologi komunikasi dari titik asalnya ke titik akhirnya sepanjang keseluruhan rantai nilai dari proses bisnis yang terhubung secara elektronik dan didesain untuk memampukan kesuksesan dari suatu tujuan bisnis. Proses ini mungkin sebagian atau secara keseluruhan dan mungkin mengarah pada transaksi business-to-business sama baiknya dengan business-to-consumer dan consumer-to-business.
Contoh perusahaan yang menggunakan implementasi E-Commerce adalah BHP Steel. BHP Steel adalah salah satu perusahaan terbesar di Australia dengan peminatan internasional terbesar pada baja, mineral, tembaga, dan minyak. Perusahaan ini juga punya peminatan terkait pada pelayanan perusahaan seperti keteknikan, transportasi, dan Teknologi Informasi. Didirikan pada tahun 1885 di Broken Hill di New South Wales, Australia, BHP adalah salah satu perusahaan umum, memperkerjakan lebih dari 60000 orang dan beroperasi di lebih dari 60 negara, BHP Steel adalah salah satu bisnis utama BHP. Merupakan pembuat baja yang memproduksi bermacam jenis produk baja seperti slabs baja, pelat baja, baja diroll, dan baja pre-painted. Juga memiliki penjualan rutin sebesar 7.6 miliar US $ (BHP Stell pada tahun 1997) dan berdasarkan hubungan dagang dengan lebih dari 2500 suplier dan lebih dari 8000 pelanggan, yang bervariasi dari perusahaan kecil hingga besar.
Implementasi E-commerce pada BHP Steel dapat dibagi menjadi empat fase utama yang sudah dan sedang dikerjakan pada perusahaan ini:
—1. Implementasi pendahuluan –Implementasi E-commerce 1: Ini merupakan implementasi pertama dari perdagangan elektronik pada BHP Steel, dimulai antara 1988 dan diakhiri tahun 1992, sewaktu proyek ini dimerger dengan proyek electronic trading gateway (ETG) EDI yang terintegrasi. Sistem yang digunakan dalam implementasi ini adalah sebuah PC yang berdasarkan sistem pembelian dengan kapabilitas EDI, yang membuat perusahaan mampu untuk mengirim/menerima dokumen bisnis ke/dari partner dagang (suplier). Ini merupakan salah satu implementasi EDI pertama di Australia.

—2. Electronic Trading Gateway (ETG)-Implementasi E-commerce 2: Ini merupakan proyek E-commerce terbesar yang diambil oleh BHP Steel dalam bidang usaha dan sumber daya dan termasuk usaha yang dilakukan BHP Steel untuk memusatkan dan mengintegrasikan semua aspek dari suplai baja mereka dengan cara menggunakan sebuah jembatan elektronik. Hal ini dilakukan tahun 1990 sewaktu proyek awal sudah dilakukan selama kurang lebih tiga tahun. Proyek ini mencapai final pada akhir 1994, tapi difusi dan pengembangan proyek tetap berjalan dengan dokumen aplikasi baru, dan unit-unit bisnis juga partner dagang bertambah secara konstan.
3. Bar-coding project-Implementasi E-commerce 3: Pembelajaran lanjutan diambil pada tahun 1993 dengan tujuan realisasi keuntungan yang bisa diraih dari integrasi EDI dan aplikasi bar-coding. Hasil pembelajaran ini adalah proyek bar-coding, yang merupakan proyek skala besar perusahaan, dimulai tahun 1994 dan selesai tahun 1997 dengan produksi petunjuk implementasi umum untuk perusahaan. Selanjutnya, implementasi dari barcoding tetap dilanjutkan untuk menyebarkannya ke divisi-divisi lain dan unit-unit bisnis.
—4. Internet-related implementation-Implementasi E-commerce 4; dimulai pada 1996, sewaktu perkembangan yang sangat cepat dari Internet commerce dimulai yang mempengaruhi sektor sumber daya ekonomi. BHP Steel memfokuskan mekanisme pengantaran ini pada partner dagang mereka yang lebih kecil, yang membutuhkan infrastruktur teknikal dan intelektual untuk EDI tradisional dibalik maksud mereka. Strategi untuk gelombang baru E-commerce dikembangkan dan beberapa aplikasi bisnis sudah dibuat menjadi bisa dikerjakan. Percobaan pengendalian dari transaksi berbasiskan Internet sudah mulai dilaksanakan dan implementasinya terus berkembang. Aplikasi berbasis web lain yang lebih sederhana juga sudah diimplementasikan seperti pengujian pengantaran sertifikat dan informasi status pemesanan.

Keuntungan yang bisa didapat dari implementasi E-commerce selalu menjadi faktor utama yang mendorong pengimplementasiannya di BHP Steel. Perusahaan telah mengambil pencapaian inovatif dan menjadi penggerak pertama pada implementasi awal bar coding dan mendapatkan data secara otomatis (Osianlis 1995), hal yang bisa didapat dari implementasi EDI juga. Walaupun perusahaan telah mencapai keuntungan yang signifikan dari implementasi E-commerce, seperti mengurangi cycle time pemesanan, mengurangi kesalahan pekerja dan mengurangi inventori, perusahaan pun juga telah menginvestasikan banyak sekali uang, waktu dan usaha dalam proses pengimplementasiannya.

Selasa, 16 September 2008

KERIPIK SETAN

Hahaha, ada lagi neh mkanan berbahaya baru dipasaran deket Depok, orang Indonesia terkadang terlalu pintar dalam melihat peluang bisnis, hati2 ya teman2 yang tinggal di Depok...
forwarded dr seorang teman yg bekerja di Prod Dev-Kalbe Farma
Dear all,beberapa hari yang lalu, sales kami membawa produk yang namanya "kripiksetan". DInamakan demikian oleh karena rasanya yang luar biasa pedas.Harganya? Murah meriah. Dua ratus perak sanggup bikin elo yang paling tabahsekalipun "nangis" sesenggukan.Gua sendiri mencoba satu bungkus. Rasanya hebat, gurih, wangi dan lezat.Tapi setelah satu bungkus habis, saya perlu minum 1,5 liter aqua untukmenghilangkan rasa pedas yang luar biasa. Sepanjang perjalanan pulang kerumah, saya harus berhenti dua kali di jalan untuk piss :-pIseng-iseng, produk tersebut kami berikan kepada R&D perusahaan kami. Inidikarenakan timbulnya kecurigaan di hati kami terhadap produk ini. Harganyacuma 200 perak, tapi saat ini harga cabe luar biasa mahal. Terakhir kalibeli cabe, pembantu saya hanya dapat dua butir rawit untuk uang Rp200.Sadis ga sih?Hasilnya.... . luar biasa. Ternyata rasa pedas dari keripik tersebutdiperoleh lebih banyak dari.......balsem gosok. Hiiii....balsem obat gosoktersebut, diolah menjadi makanan.Produk kripset ini lagi beken banget di daerah bogor dan depok.Guys, masih banyak lagi makanan-makanan ajaib di luar sana . Sekedargambaran, mungkin teman-teman pernah bertemu produk chiki-chiki denganmerek ga jelas, dijual murah banget (gopek kebawah). Kami pernahbertanya-tanya, bagaimana mungkin bisa memperoduksi barang semurah itu.Hampir mustahil. Untuk itu kami mendatangi beberapa perusahaan sejenis yangmasuk kategori kecil/industri rumah tangga.Nah ini yang kami temukan. Untuk mengaduk material utama dengan bumbu,supaya bisa merata, diperlukan mesin yang namanya molen. Mesin ini carakerjanya hampir mirip dengan mesin molen buat ngaduk semen.Kedalam mesin ini, material utama dimasukkan bersama bumbu terus di adukmerata. Pada pelaksanaannya, bisa dipastikan TIDAK MUNGKIN meniadakanproduk terbuang. Karena, pada saat di putar, pasti sejumlah material akanterlempar keluar. Ini tidak bisa dihindari. Inilah yang membuat produktersebut menjadi mahal. Nah....untuk produsen ecak-ecak (produsenkecil/home industry), materi sisa yang tercecer di lantai tersebut disapulalu dimasukkan kembali ke dalam molen. Nah...barang yang seperti itulahyang dibeli oleh anak-anak kita di kantin sekolah.Sadis. Ini kisah nyata lho. Bukan mau menjelek-jelekan home industry, tapihanya ingin membuat teman-teman sekalian berhati-hati dengan produk makananyang sangat murah. Bahkan makanan seperti itu ikut serta mencetak ijindepkes di kemasannya. Ga tahu ijin boong-boongan atau eman asli.
Silahkan forward email ini kepada orang lain supaya mereka tahu dan ikutberhati-hati.